Sepulang dari kantor, selalu setibanya di rumah, saya disambut oleh dua permata saya. Mereka biasanya berdiri di depan pintu dan menyambut dengan senyuman, dan melontarkan pertanyaan dan kadang berebut untuk bercerita tentang kegiatnnya hari itu. Saya menanggapi dengan mendengarnya sembari tersenyum.
Hari itu berbeda, Qonita Aqila al-Fakhira putri saya bertanya: "abi awa emen eawat ga? tidak jelas apa yang diucapkan, maklum usianya baru 2,5 tahun, tapi saya mengerti maksudnya; Aby bawa permen pesawat gak?. ini pertanyaan kesekian kalinya yang saya dengar sejak 3 hari yang lalu saya bawakan permen pesawat.
Sudah menjadi kebiasaan saya, jika bepergian dengan pesawat jatah permen yang dibagikan saya kantongi saja tidak saya makan, niatan saya akan diberikan ke anak saya di rumah.
Saya tidak berpikir bahwa itu menjadi oleh-oleh, karena itu hanya permen, tapi sungguh permen itu sangat menyenangkannya. Sejak saya berikan permen itu dia selalu bertanya; kapan aby bawa permen pesawat lagi?.
Memang di keluarga kami permen menjadi barang "terlarang", sehingga baginya permen sangat berharga, padahal saya bawakan oleh-oleh yang jauh lebih mahal dari permen itu.
----
Kita orang dewasa kadang sangat sulit mencari kebahagian, mengejar yang jauh, melupakan yang di genggaman, mencari yang besar menafikan yang kecil. Entah apakah karena impian yang besar, targetan hidup yang banyak sehingga bersyukur hanya terjadi jika mendapatkan hal yang besar, hal yang kita targetkan. Astagfirullah, mudah-mudahan kita menjadi hamba-hambanya yang pandai bersyukur, terhadap nikmat yang kita anggap kecil, apalagi nikmat yang besar, karena dengannya kebahagiaan itu akan sangat mudah kita raih, tak perlu menunggu gunung menjadi emas, bongkahan batupun jika disyukuri akan menjadi kebahagian untuk pembuat cobek, tidak hanya untuk dirinya istri dan anaknya yang ingin tetap tersenyum.
Darinya saya belajar, ternyata bahagia itu sederhana, hanya dari barang yang sederhana, dengan cara yang sederhana. Bahagia itu ada di hati kita.
Darinya saya belajar, ternyata bahagia itu sederhana, hanya dari barang yang sederhana, dengan cara yang sederhana. Bahagia itu ada di hati kita.
0 komentar:
Posting Komentar