Dunia ladang akhirat
Satu lagi Sang guru kebajikan, meninggal dunia ini untuk
menuju hidup yang lebih abadi. Belum hilang rasanya duka ini semenjak
meninggalnya Ust. Jefry al-Bukhori, kini Alloh swt panggil juga orang-orang
tercintanya, al habib Munzir al-Musawwa.
Sejatinya setiap yang bernyawa pasti akan meninggal, dan kita
hidup di dunia ini hanya tinggal menunggu.
Karyawan menunggu tanggal gajian, Petani menunggu hasil panen
dari sawah yang dia tanam, bujangan dan perawan menunggu pasangan yang
diidamkannya, dan manusia yang hidup di dunia sedang menunggu tiket kematian
yang diantar malaikat izrail pada kita. Dan itu pasti, tak ada satupun manusia
yang bisa menundanya walau sedetikpun.
Banyak hal yang dilakukan orang jika sedang menunggu, setidak
ada dua hal, melakukan yang bermanfaat atau melakukan yang tidak bermanfaat.
Alangkah meruginya jika waktu yang Allah swt berikan tidak
kita maksimalkan dengan baik untuk kehidupan abadi nanti. Bahkan Allah swt sudah mewarning kita dalam
surat al-Ash, bahwa sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang yang beriman
dan beramal shaleh.
Rasulullah pun telah bersabda; bahwa dunia ini adalah ladang untuk
akhirat. Dunia ini Rasulullah ibaratkan dengan ladang. Apa yang kita lihat jika
petani pergi ke ladang atau kebun?, tentu, Jika tiba waktu menyemai, petani
harus berlelah dan bersusah payah, merawat benih yang sudah ditabur dari
serangan hama dan binatang pemakan padi, seluruh tenaga dikerahkan sekuatnya,
berharap agar mendapatkan hasil yang melimpah saat panen nanti.
Dan jika tiba waktunya, tersenyumlah nanti di akhirat,
semuanya akan Allah swt bayar dengan bayaran yang tidak ada bandingannya di
dunia.
0 komentar:
Posting Komentar