Lencana Facebook

Lencana Facebook

Lencana Facebook

AD (728x90)

Senin, 02 September 2013

Membumikan literasi

Share it Please


Membumikan Literasi

Manakah yang lebih sering dikunjungi siswa kita, warnet game online, ataukah perpustakaan? manakah kegiatan siswa kita yang lebih sering dilakukan? Membaca buku atau pencet keypad handphone untuk facebookan?

Pertanyaan ini saya ajukan saat memulai pelatihan Membangun dasar-dasar sekolah cerdas literasi di Salah satu sekolah dampingan Makmal pendidikan. Serentak peserta menjawab, warnet dan facebookan.
Fenomena ini sudah biasa kita saksikan ditengah masyarakat kita, membaca bagi sebagian masyarakat kita seakan sebuah kegiatan langitan,hanya dilakukan oleh kaum intelektual saja. Bahkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca (23,5%)1. Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio ketimbang membaca. Dengan data ini menunjukkan bahwa membaca belum menjadi prioritas utama masyarakat Indonesia.
Dan diperkuat dari laporan Bank Dunia No. 16369-IND, dan Studi IEA (International Association for the Evalution of Education Achievermen) di Asia Timur, tingkat terendah membaca anak-anak di pegang oleh negara Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina (skor 52.6); Thailand (skor 65.1); Singapura (74.0); dan Hongkong (75.5).

Ini tentunya menjadi masalah kita bersama, dan tidak akan terurai jika tidak dibenahi sejak dini.
Usaha yang coba dilakukan Makmal Pendidikan adalah dengan memberikan pelatihan Pembelajaran Berbasis Literasi, nah lohh, apaan tuh?.
Menurut Baynham, Literasi merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca, dan berpikir kritis.
Diharapkan dari pelatihan ini guru meningkatkan Kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Untuk menjadi penulis yang besar,maka harus dapat membaca dengan benar. Menulis adalah kemampuan untuk menuangkan gagasan dari hasil membaca ke dalam bentuk tulisan.
***
Makmal pendidikan berpendapat bahwa guru merupakan ujung tombak jika kita ingin melakukan perubahan, untuk itulah Makmal pendidikan memulai dari guru, satu guru akan menularkan ke beberapa muridnya. Saat ini Makmal telah melatih 286 guru dengan jumlah siswa 5246, dan pelatihan serentak dilaksanakan di 14 kota tersebar dari Sumatera hingga Papua.
Mmmm…kecil memang, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, namun perubahan harus dimulai dari yang kecil dan membentuk perubahan besar.
Alhasil,kedepannya  literasi bukan lagi kata yang melangit, namun sudah membumi, dan menjadi sebuah budaya bangsa ini.
Semoga menginspirasi….










Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

© 2013 Odi Azizi. All rights resevered. Designed by Templateism