SELLING CHALLENGE
Ide ini muncul ketika anak saya yang
kedua, Qonita Aqila al-Fakhira (6 tahun), merengek untuk ngajak kami bermain jual-jualan,
seperti biasa setiap malam setelah solat maghrib Qonita selalu minta kami untuk
bermain, permainnnya berbeda-beda, tapi yang paling sering adalah bermain petak
umpet dan jualan. Malam itu dengan kondisi yang lelah karena seharian bekerja
kami agak kurang bersemangat melayaninya bermain jual-jualan. Sehingga muncul
ide untuk memberikan tantangan, saya katakan padanya, ”Ade, kamu kan sering nih main jual-jualan, bagaimana kalau kamu jualan beneran, mau gak kamu jualan di komplek kita, nanti umi akan buatin agar-agar dan kamu yang bertugas menjualnya.” Ia pun
dengan bersemangat menjawab, “Mau mau!” bahkan dia minta dengan segera dibuatkan. Wah, semangat
sekali anak Abi yang satu ini.
Esoknya istri saya mempersiapkan segalanya, dan 10 cup agar-agar siap
dijajakan ke tetangga terdekat. Alhamdulillah, ludes terjual. Setelah
selesai berjualan kamipun mengajaknya bercerita pengalaman berjualan hari ini. Dengan
semangat dia menceritakan satu persatu jualannya yang habis terjual. Saya pun
bertanya, “Pengalaman apa yang kamu dapatkan dari jualan ini, Nak?”. “Aku Malu,
Bi.” Jawabnya. “Lalu sekarang masih malu ga?” saya kembali bertanya. “Udah engga.”
katanya. “Tapi ada yang gak beli, Bi.” Ungkapnya. “Ya gapapa, karena kalau jualan tidak
mesti semua orang harus beli jualan kita, justru dengan pengalaman ini kamu
akan belajar menjadi anak yang tangguh. Dan kamu harus ingat bahwa hidup tak
selamanya mudah, jadi butuh kerja keras untuk melaluinya.” Dia hanya senyum-senyum
mendengarkan.
***
Awalnya, ada perasaan malu pada kami
sebagai orangua untuk menchallenge anak seperti ini, pasti akan ada omongan
yang tidak enak dari tetangga. Tapi, Bismillah, tujuan kami hanya untuk
menumbuhkan nilai karakter pada diri anak-anak kami, sehingga kamipun menepis
keraguan itu. Kami memahami Karakter tidak hanya terkait budi pekerti atau
kesantunan, ada banyak nilai karakter yang harus dimiliki anak-anak kita. Budi pekerti
adalah hal yang utama namun ini saja tidak cukup, anak juga harus dibekali
kemampuan berkomunikasi dan kepercayaan diri yang kuat karena tantangan zaman
kedepan akan lebih kompleks sehingga dibutuhkan penanaman karakter sejak dini. Caranya
bisa bermacam-macam dan kami mencoba cara ini. Semoga kegiatan ini menjadi
pengalaman yang bisa membuat anak-anak
kami menjadi anak-anak yang kuat dan tangguh dan percaya diri. (odi)
0 komentar:
Posting Komentar